Tab

Selasa, 01 Maret 2011

Serba Serbi Awal Berwirausaha Mikro #1

Disini saya akan menceritakan beberapa kejadian lucu, aneh, sedih, mengharukan, dan kisah-kisah yang lain selama 1 bulan lebih saya nekat terjun di dunia wirausaha khususnya warung kopi. Kejadian pertama saat saya tanpa ba bi bu langsung mencari tempat yang saya targetkan tanpa survei dulu tentang harga dan pangsa pasarnya. Walhasil ketika menemukan satu tempat yang saya tempati sekarang saya langsung bingung, lha gimana ngga bingung wong model tempat yang saya inginkan aja belum kebayang dan harga pasaran di area itu berapa. Beruntung sang pemilik tempat masih membantu saya, karna dengan mudah beliau melihat kepolosan dalam dunia usaha. Namun masih saja kebodohan saya lakukan mengingat bedak (tempat usaha) yang saya tempati sekarang ini sistemnya alih kontrak sampai awal bulan agustus 2011, dan akhirnya saya sepakati dengan harga yang menurut teori pengusaha masih terlalu mahal karna saya mesih memakai sitem kasihan (teori garing banget.. hihi). Prinsip ekonomi yang pernah saya pelajari (sbetulnya cm dengerin aja sih) berbunyi menekan modal sekecil kecilnya untuk menghsailkan laba yang sebesar besarnya, nah lo. terlepas dari itu beralih pada masalah waktu dimana tempat itu terhitung efektif saya menempati sejak bulan Februari 2011, jadi hanya 6 bulan saja. Sedangkan dalam merintis usaha yang saya pelajari setidaknya butuh waktu minimal 6 bulanan untuk membentuk pasar yang normal, dan untuk mencapai BEP setidaknya butuh waktu 7 bulanan. Bisa dibayangkan betapa bodohnya saya yang tanpa ilmu yang cukup (walaupun hanya teori) dengan jurus gas pol melaju menuruti cita-cita.
Kejadian Kedua saya ketika menyiapkan dan berbelanja segala kebutuhan untuk melaunching warung. Kebiasaan gaya tukang belanja masih sangat lekat, yaitu kalo belanja asal comot aja. Dimana mata memandang dan dipikirkan sebentar ternyata butuh maka langsung taruh dalam keranjang (mana ada kayu balok untuk buat meja taruh keranjang) tanpa memperhitungkan dulu prioritas kebutuhan untuk usaha saya dan mengperhitungkan harganya. Yah namanya juga pengusaha masih cap kempyeng (tutup botol minuman soda), dan akhirnya ketika dilaunching banyak kekurangan disana sini yang menjadi prioritas utama. Sempat juga saya kehabisan modal walaupun akhirnya tertolong dengan beberapa hal. Ketika saya teliti ternyata barang-barang kecil yang tidak terlalu penting yang menempati rating menghabiskan biaya terbesar. Persoalan ini tidak berahir dalam satu waktu saja, namun sampai sekarangpun terkadang masih terjadi hal serupa. Bedanya sekarang sudah bisa menjaga dan mengendalikan hawa nafsu walaupun terkadang kelepasan. "hehehe namanya juga belajar om".
Kejadian ketiga saya yaitu menuruti suara dari luar begitu saja tanpa memperhitungkan dan mencari jalan keluar atau alternatif lain. Untuk kebodohan yang ketiga ini agak fatal jadi mohon diingat ingat kalau kawan-kawan mau berwirausaha. Kesalahan tersebut diantaranya:
- Rekan kerja saya meminta untuk segera menambah orang/SDM agar tidak terlalu capek dan waktu jualanpun bisa diperpanjang untuk menambah penghasilan walaupun sedikit. Saya agak ragu waktu itu namun si dianya agak ngotot, maklumlah dia jauh lebih berpengalaman dalam hal warung daripada saya. Saya berpikir benar juga biar tidak terlalu diforsir dan kalau bisa buka lebih lama kan otomatis pendapatan bertambah. Nah akhirnya ditambahlah satu orang dengan pemilihan acak aja karena kawan-kawan saya banyak yang menganggur. Hari per hari saya lalui, awalnya memang sambutan pasar bagus (maklumlah barang baru) namun kelamaan hal itu semakin menurun dan menurun hingga mencapai satu titik dan berdiam lagi di titik semula sama seperti ketika cuma berdua. Ketika mendekati akhir bulan dan eng ing eng, melewati perhitungan dan pembukuan sedemikian rupa bahwa hasilnya 0. yah modal ngga balik dan saya pribadipun tidak mendapat apa-apa disebabkan biaya produksi melebihi income.
- Kedua, pengunjung atau konsumen rajanya ngomel dan nuntut. Hati hatilah dengan hal itu, karena konsumen bisanya cuma ngomel dan minta ini dan itu. Namun ketika dituruti maka efek timbal baliknya 0 lagi. Tidak ada efek timbal balik yang akan membuat usaha anda maju kalau tuntutan itu ditelan mentah mentah hanya untuk menutup mulut konsumen. Pelajari dan telaah baik-baik yang diminta konsumen, kira-kira efeknya sebanding ngga dengan hasil yang akan didapatkan.
Kejadian terahir yang ingin saya ceritakan untuk part 1 ini yaitu dimana pada satu waktu ketika saya sangat membutuhkan modal tambahan demi eksistensinya warung saya, lha kok malah ada orang ke rumah mau pinjam uang ke bapak dan ibu. Untuk ukuran kawan-kawan jumlah yang mau dipinjam sangat kecil sekali masih dibawah 100 ribu. Ceritanya orang itu menjual tahu keliling. Ketika mau menjajakan tahunya berkeliling kampung eh kok terjatuh dan walhasil tahunya tumpah. Jangankan laba yang cm beberapa perak, modalnyapun akhirnya ludes deh. Kembali ketika dia kerumah mau pinjam, saya sangat tahu benar keadaan ekonomi di rumah sedang sangat besar pengeluaran di awal tahun ini dan bahkan tabunganpun terkikis habis cuma tersisa untuk hidup sehari hari. Akhirnya mau tidak mau bapak dan ibu angkat tangan dan sayapun tidak bisa berbuat apa apa. Namun ibu saya langsung bicara tentang uang modal kepada penjual tahu tersebut, dan entah otak saya secara cepat menangkap bahwa ibu mau minjam uang modal saya beberapa hari dan toh cuma sedikit. Tanpa dikomandopun saya langsung merespon "berapa??" dan saya mengambil uang dari laci serta menyerahkannya pada orang tersebut. Di kepala langsung terbayang dan teringat hari ini betapa bingung dan terjepitnya saya memikirkan untuk mencari tambahan modal, dan kali ini datang orang yang memang butuh mengembalikan modal saat ini juga bukan untuk tambahan dengan keadaan lebih terjepit lagi dan keadaan itu membuat saya merasakan apa yang dia rasakan. Akhirnya saya hanya berfikir semoga bermanfaat dan bisa mengatasi kesulitan anda, sedangkan saya sekarang harus segera mencari tambahan modal dan harus dapat, Allahua'lam.
Sekian dulu cerita panjang saya tentang serba serbi di awal berwirausaha. Mungkin disini saya berbicara lugu dan membuka dengan lebar tentang usaha dan cara-cara usaha saya, tak lain saya berharap semoga bisa menjadi pelajaran bagi kawan-kawan yang ingin mencoba berwirausaha. Pelajaran yang dapat diambil yaitu selalu perhitungkan dahulu dengan matang sebelum bertindak dan selalu berfikir dengan cepat.

20 komentar:

  1. Ternyata lulusan ekonomi yo iso bingung pisan ngurusi lapak / bedak haha...

    BalasHapus
  2. nah disitulah.. di bangku sekolah dan kuliah hanya diajari dan dituntut untuk bergelut dengan teori mulu, sementara di dunia luar berbeda. dan siswa atau mahasiswa tidak pernah diajarkan tentang politik berdagang kecil/mikro.. kita selalu dijejali dengan perdagangan kelas nasional.. capedeeeee... karna memang kita dibentuk untuk jadi bos besar yang dibelakang meja tinggal nerusin bukan membentuk, kalo ngga jadi karyawan aja deh...

    dowo wes ngecomel...

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah pas aku kuliah mbiyen wes tau kerjo jualan CD keping, tempe, ngurusi kafe, dodolan bubur kacang ijo, kaos, majalah. Wah, kudune ayas sing nang ekonomi, awakmu kan pinter managemen, dadi nang sastra humaniora ae, hehe...

    BalasHapus
  4. nah iku bener ancene bro...

    tp opo iku sastra humaniora.. ckikikik

    BalasHapus
  5. Sastra lek S2 kan jenenge M.Hum alias master humaniora. Lha berhubung awakmu campuran, dadi jenenge sastra humaniora, hehe..

    BalasHapus
  6. hwahwawahwahwahwawhaw... gitu yah..

    BalasHapus
  7. Hai.. Salam kenal yo, aku iki cah Medan numpang lewat, ceritone apik tenan mas, ojo lali singgah nggon ku yo mas.. gud luck..

    BalasHapus
  8. Hai Ranti salam kenal juga.. ono cah Medan pinter jowo.. ckikikikik... ksuwun wes mampir lek...

    BalasHapus
  9. Wah blog'e Ranti akeh cewek seksi seksi, hahaha...

    BalasHapus
  10. "Selalu perhitungkan dahulu dengan matang sebelum bertindak dan selalu berfikir dengan cepat."
    Sukses...!

    BalasHapus
  11. SUKSES!!!...
    trimakasih bang Mursyid udah mampir..

    BalasHapus
  12. Mas aq ngeblog pisan lho. Gak ditraktir kopi tah?

    BalasHapus
  13. Lapor jer, blog keluarga tamasya tampil baru. Lebih fresh dan lebih meninju. Silahkan panjenengan periksa. Uyeeee.....

    BalasHapus
  14. Wah ada lagunya, seeeep...ninju banget;

    BalasHapus
  15. kurang meninju brooo. gda lagunyaaa...
    rosak lah kok jadi tinjua2an seeeee

    BalasHapus
  16. harus memiliki tujuan yang jelas dalam berbisnis...?

    BalasHapus
  17. yup betul banget mas Kemal... tanpa tujuan yg jelas seringkali bisnis kita laykanya usaha serabutan.

    BalasHapus
  18. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus