Tab

Rabu, 03 November 2010

Perjalanan part 5

Selamat pagi/ siang/ sore/ malam (coret yang tidak perlu) kawan. Dirumah sedang sibuk persiapan ayah dan ibu berangkat ke Tanah Suci dan saya sendiri juga sibuk menjalani pengobatan sakit yang saya ceritakan, jadinya jarang membuka laptop bututku dan corat coret. Kali ini saya mau melanjutkan cerita perjalanan saya setelah diputus sambung sekian kali. Hehehehe…

Setelah pulang dari operasi di Rumah Sakit Marinir Gunung Sari, saya mampir di rumah kakak saya yang pertama untuk konsultasi dengan Ibu Maria tentang perawatan luka operasi saya. Untuk perawatan luka jahitan, saya lakukan di rumah dibantu oleh teman saya dokter Ike yaitu dokter yang telah saya ceritakan di awal sambil menunggu hasil pemeriksaan Tumor saya dari lab Patologi Anatomi.
Senin tanggal 4 Oktober 2010 berdasarkan yang dijanjikan, maka hasil lab saya keluar dan diberitakan kepada kakak saya yang pertama. Karna proses penyampaiannya yang panjang, maka hasilnya sampai di orang tua saya baru keesokan harinya. Pagi sekitar pukul 09 setelah sarapan saya ingat akan hasil lab yang seharusnya keluar kemarin senin maka saya menanyakan pada bapak dan ibu. Wajah bapak dan ibu terlihat cemberut saja dan dengan ketus menjawab “ganas”…

Wiiks!!!!

Wah ini sepertinya berita buruk yang datang pikir saya, dan saya tidak berani bertanya macam-macam lagi. Saya ingat kan hari kamis atau lusanya, kami akan ke RSAL lagi akan menemui dokter Eka untuk konsultasi dan kontrol perkembangan penyakit saya serta tindakan yang akan diambil selanjutnya. Gara-gara berita buruk tersebut, maka bapak dan ibu langsung mengeluarkan bermacam-macam jurus nasehat yang membuat saya terdiam kikuk. Parahnya lagi ibu langsung mengeluarkan jurus omelan yang paling mematikanku yaitu:

“gak usah ke Jember lagi!!!” dan dilanjutkan dengan alasan-alasan serta marahnya ibu karna tidak betah di rumah Probolinggo dan memilih hidup di kota Jember. Semua alasanku hidup di Jember dimentahkan oleh ibu. Hehehehehe maklum bapak dan ibu tinggal berdua kesepian tanpa anak dan cucu menemani, apalagi saya anak bungsu. Setalah itu ibu melanjutkan jurus andalan keduanya yang sering disampaikan pada saya yaitu

“setelah bapak dan ibu pulang dari Makkah, kamu harus segera kawin!!!”

“Wuiiiiiiks mati aku”jawabku di dalam hati dan dengan spontan saya tersenyum.
Namun tak kalah spontannya ibu menangkis balasan senyumanku dengan kemarahan dan berkata “Aku tidak bercanda gak usah senyam senyum!!!”

Wahahahahahaha matilah kini cerita petualangan mu Wawan! Takut, resah, dan kudu ketawa aja saya dibuatnya. Sampai saat ini saya masih terbayang kejadian pagi itu. Wah ini efek tumor sialan dongkolku. Untuk perintah ibu yang pertama masih bisa ditolerir dan banyak cara untuk mengatasinya, tapi untuk perintah ibu yang kedua langsung buat kepala saya pening ga nyenyak tidur. Lha bagaimana ga pening kerja’an belum jelas, tabungan ga ada dan yang paling penting “calonnya ini siapa???”. Matilah aku, mungkin hanya itu kata yang pas untuk menggambarkan keibutan kepalaku. Akibat ketakutanku akan jurus pamungakas ibu saya yang kedua itu membuat tindakan saya sering konyol terhadap perempuan. Hihihihihi tapi semakin asyik juga sih. Cerita itu cukup sampai disana aja yah, lanjut lagi ke tumor sialan lagi.
Semenjak berita itu, datanglah berbagai saran pengobatan untuk tumor ganas yang saya derita. Tentulah saran-saran itu dominan diluar medis, mulai pengobatan herbal sampai menggunakan magic. Namun saya dan keluarga belum bisa mengambil langkah untuk pengobatan yang akan saya tempuh karena belum jelasnya info yang kami peroleh dari dokter yang menangani penyakit saya.
Hari kamis tanggal 07 Oktober saya kembali ke RSAL menemui dokter Eka. Betapa kagetnya saya dan kedua orang tua saya ketika bertemu dokter Eka dan menyuruh saya untuk segera menjalani kemoterapi secepatnya dikarenakan Tumor yang saya derita adalah paling galak. Pantas waktu pertumbuhannya sangat cepat Cuma dalam hitungan bulan saja sudah membesar. Jenis tumor saya menurut hasil lab patologi anatomi adalah FIBROSARCOMA atau tumor jaringan yang lunak. Tumor ini jarang terjadi apalagi pada orang yang masih berusia muda sepertia saya. Sebetulnya dokter sudah berusaha membersihkan tumor dari lengan saya lewat operasi, namun karena tumor ini sangat ganas maka dokterpun takut akan tumbuh kembali atau masih ada yang tertinggal. Jika benar masih ada yang tertinggal maka akan tumbuh kembali dan berpotensi menyerang paru-paru menurut dokter. Tumor ini juga dapat menyerang tulang disekitar lengan yang ditempati.
Pulang dari RSAL bapak dan ibu semakin bingung dan terpukul dengan berita dari dokter. Akhirnya kedua kakak saya dikumpulkan untuk dimintai pendapatnya tentang langkah apa yang akan diambil. Kami mencoba bertanya dahulu kesana kemari mencari info pengobatan selain medis yang bisa dilakukan. Banyak jawaban yang kami dapat dari orang-orang yang pernah mengalami pengobatan non medis, mulai dari tumbuhan keladi tikus, buah sirsat, kemo herbal, pengobatan kekuatan alam, dan lain-lainnya. Akhirnya saya dan orang tua memutuskan pulang dulu kerumah untuk berfikir memantapkan hati sambil mengobati luka jahitan operasi. Untuk sementara saya melakukakn pengobatan herbal dengan meminum keladi tikus yang katanya berkhasiat membunuh kanker dan obat herbal lain yang berkhasiat menjaga stamina. Disamping itu saya juga memakan buah sirsat setiap hari serta minum air oksigen setiap pagi hari. Lengkap dah kalau namanya jamu dan obat di meja kamar saya. Semua saya telan dengan harapan bisa sembuh tanpa pengobatan medis yang katanya menakutkan itu.

(bersambung lagi kawan.. semakin malam harus segera istrirahat dan semakin sedikit yang bisa saya ceritakan karena mendekati hari-hari saya saat ini)

6 komentar:

  1. Hoi... korek gambar babi.. areke dikongkon rabi.. uhui...!!! suit..suit ctak..!!!

    BalasHapus
  2. Istirahat yang cukup. kalau memang masih belum fit, nggak usah nulis dulu nggak apa apa. Ingat kata bu dokter, jangan lupa mimik obat.

    BalasHapus
  3. owheowhoewhoehwoehwoehowheowheow....

    Bro Lizz: ?!?!#&*4t6^$^%&^*%

    Masbro: hohohohoho

    Keluarga Tamasya: heks heks heks... modem n laptop rewel jdnya smakin terkendala..

    BalasHapus
  4. Semoga Kemoterapi yang kedua kemarin membawa hikmah besar ya brade. Kami selalu mmendoakan. Sabar Kang;

    BalasHapus